3 Tips Membuat Anak Mandiri Sesuai Syari’at

0
975

Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya tumbuh menjadi seseorang yang mandiri, tidak menuntuk banyak hal, dan mau berusaha untuk meraih apa yang diinginkannya. Kemandirian seseorang tidak serta merta tumbuh begitu saja. Hal itu perlu untuk dipupuk dan dibiasakan.

Nah, hal-hal berikut ini yang perlu untuk diingat oleh orangtua agar si Kecil tumbuh menjadi generasi yang mandiri dan tidak mengandalkan orang lain mengerjakannya:

1. Biasakan anak untuk bertanggung jawab

Usia 7 tahun, merupakan usia yang ideal untuk mulai melatih tanggung jawab pada diri anak. Hal ini sesuai dengan salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib r.a, “Ajaklah anak bermain pada tujuh tahun pertama, dan disiplinkanlah anak pada tujuh tahun kedua, bersahabatlah pada anak usia tujuh tahun ke atas.”

Untuk mendisiplinkan anak, Ayah dan Bunda perlu untuk memberikan tanggung jawab. Tentu, tetap dengan pengawasan Ayah dan Bunda atau orang dewasa lainnya.

Melatih tanggung jawab ini misalnya membereskan mainan setelah menggunakannya, memakai sepatu dan mengajarinya mengikat tali sepatu sendiri, mengajari sholat tepat waktu, mulai diajak membantu pekerjaan rumah seperti membantu menyapu rumah atau mencuci piring setelah ia makan.

Ajak mereka berdiskusi tentang tugas dan tanggung jawab apa yang mereka kerjakan, dan tambahan tugas apa dari orangtua untuk melatih disiplin anak. Ingatkan anak ketika mereka lupa melakukan apa yang telah disepakati bersama.

Membiasakan si Kecil untuk bertanggung jawabn akan membuat anak tumbuh lebih mandiri.

2. Bunda, kurangi melarang anak melakukan sesuatu

Rasa keingintahuannya yang besar, membuat anak-anak penasaran melakukan banyak hal. Bersyukurlah jika anak selalu minta ijin orangtua ketika akan melakukan sesuatu. Ini menandakan bahwa anak terbuka dengan Ayah dan bunda mereka.

Nah, untuk membiasakan tanggung jawab pada si Kecil dan menanamkan kemandirian dalam diri mereka, jangan takut ketika anak ingin melakukan sesuatu. Ayah dan Bunda tak perlu banyak melarang dan mengakatan “Jangan” ketika mereka meminta ijin untuk berbuat sesuatu. Asalkan apa yang mereka lakukan tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain, serta tidak melanggar syari’at.

3. Tantangan, baik untuk pertumbuhan pribadi mereka

Anak yang terbiasa dengan tantangan akan siap menghadapi banyak resiko dan lebih matang dalam memutuskan sesuatu. Ini juga akan melatih tanggung jawab mereka.

Ketika anak menghadapi kesulitan, sebagai orangtua jangan terburu-buru untuk memutuskan membantu mereka keluar dari masalah. Beri kepercayaan pada anak bahwa mereka mampu menyelesaikan tantangan atau masalah tersebut.

Jika ternyata ia tak mampu menyelesaikan masalahnya, pahami mereka. Jangan membuat mereka lebih tertekan tapi Ayah dan Bunda perlu untuk terus menyematinya. Tunjukan pada mereka bahwa Ayah dan Bunda tetap peduli dan suatu saat mereka bisa menyelesaikan tantangan tersebut.