Bun, Sadari Bahwa Semua Anak Adalah Bintang

1
3500

Ketika anak kita berhasil membuat sebuah karya, meski sangat sederhana. Maka cukup kita menyebutnya anak cerdas. Ketika anak kita berani tampil dengan kemampuannya menyanyi, membaca puisi, bermain drama dan lain-lain. Maka cukup kita sebut anak tersebut cerdas.

Ketika anak kita mampu menyelesaikan masalah yang dialaminya. Seperti masalah terkait dengan rutinitasnya seperti memakai baju sendiri, memakai kaos kaki dan sepatu sendiri. Hingga masalah psikologis dalam perkembangan usianya, seperti bagaimana menjalin persahabatan dengan teman-temannya, memahami kondisi orang lain dalam berinteraksi, bagaimana cara menghindari tekanan psikis dan lain-lain. Cukup kita sebut anak kita cerdas.

Howard Gardner dalam bukunya Five Minds For the Future menjelaskan lebih detail bagaimana cara mempertahankan kecerdasan yang bersumber dari kebiasaan seseorang untuk kreatif dan kemampuan menyelesaikan masalah. Agar kebiasaan positif ini langgeng.

Ada lima hal yang harus dilakukan, yaitu :
1. Kedisiplinan (Disciplined Mind)
2. Berpikir secara terstruktur membentuk kesimpulan yang tepat dalam memandang berbagai kondisi (Syinthesizing Mind)
3. Berpikir kreatif (Creating Mind)
4. Selalu menghormati oranglain (Respectful Mind)
5. Berperilaku baik dalam berinteraksi (Ethical Mind)

Lima hal inilah sebenarnya fondasi untuk anak-anak kita dalam menghadapi masalah disepanjang zaman.

Kecerdasan Itu Multi-Dimensi

Zaman dahulu, anak cerdas selalu diidentikkan dengan pandai berhitung dan pandai berbicara. Sekarang yang namanya anak cerdas sudah berkembang.

Menurut Howard Gardner dalam bukunya Multiple Intelligences, kecerdasan manusia itu tidak tunggal, tetapi beragam majemuk. Teori kecerdasan Multiple Intelligences, secara umum menyebutkan ada 8 kecerdasan :

  1. Linguistik (Bahasa)
  2. Matematis-Logis (Angka dan Logika)
  3. Spasial-Visual (Gambar dan Ruang)
  4. Musikal (Musik)
  5. Kinestetis (Bergerak)
  6. Interpersonal (Bergaul)
  7. Intrapersonal (Diri Sendiri)
  8. Naturalis (Alam)

Bahkan menurut Howard Gardner sendiri, masih banyak kecerdasan lain yang belum ditemukan.

Cara Mengembangkan Kecerdasan

Maksud istilah mengembangkan kecerdasan adalah menemukan dan mempertahankan dalam waktu yang cukup lama sampai pada dalam kondisi terbaik anak kita. Kondisi terbaik seseorang tidak berhubungan dengan faktor usia.

Fakta membuktikan banyak anak kecil yang sudah menemukan kondisi terbaiknya. Sebaliknya banyak juga kondisi terbaik seseorang ditemukan pada saat orang tersebut sudah menginjak usia dewasa bahkan sudah tua.

Pertama

Proses Discovering Ability, yaitu proses menemukan kemampuan seseorang dengan terus memberikan apresiasi terhadap kelebihan-kelebihan yang ditunjukkan setiap saat. Ketika anak kita yang berusia dini mampu membuat origami berbentuk seekor burung meskipun bentuknya kacau balau, linkungannya harus memberi apresiasi terhadap karyanya. Apresiasi inlah yang akan menimbulkan kepercayaan diri pada konsep diri anak kita.

Kedua

Proses the Right Man on the Right Place, yaitu menempatkan profesi anak kita sesuai dengan kemampuannya. Terkadang para orangtua menginginkan anaknya berprofesi seperti mereka. Bahkan melarang jika anaknya memiliki bakat yang berbeda dengan orangtua.

Dalam bukunya Munif Chatib yang berjudul “Orangtuanya Manusia” yang menyosialisasikan konsep “Anak kita bukan kita” kepada banyak orangtua. Jika bakat seorang anak sama dengan orangtuanya, maka sah dan wajar-wajar saja sebab terkait dengan faktor genetik atau keturunan.

Namun, jika bakat seorang anak tidak sama dengan orangtuanya, lalu orangtuanya menarik paksa agar sama, maka nantinya yang akan menjadi korban adalah anak tersebut.