Kisah Malang Nabi Yusuf yang Dibuang Saudaranya

1
8470

Nabi Yusuf merupakan anak dari Nabi Yaqub. Dari ke-12 anak Nabi Yaqub, Nabi Yusuf dan Bunyamin adalah anak dari ibu yang bernama Rahiil. Yusuf kecil merupakan anak yang memiliki wajah rupawan. Kala itu semua orang akan takjub bila melihat ketampanannya.

Suatu hari Nabi Yusuf bercerita bahwa ia bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan bersujud padanya. Nabi Yaqub menafsirkan mimpi itu, bahwa Nabi Yusuf akan menjadi seorang Nabi. Nabi Yaqub pun meminta Nabi Yusuf tidak menceritakan mimpinya pada siapapun termasuk saudaranya. Karena itulah Nabi Yaqub sangat menyayangi Nabi Yusuf.

Saudara-saudara Nabi Yusuf menganggap ayahnya hanya mencintai Nabi Yusuf. Karena rasa iri dan dengki itu, saudara – saudara Nabi Yusuf pun menyusun siasat supaya Nabi Yusuf bisa pergi dari rumah ini dan kasih sayang ayahnya hanya untuk mereka.

Suatu hari, saudara – saudara Nabi Nabi Yusuf meminta izin kepada Nabi Yaqub untuk membawa Nabi Yusuf pergi ke sebuah tempat untuk diajak bermain bersama – sama.

“Wahai Ayah, bisakah kami membawa serta Nabi Yusuf bermain bersama kami?” tanya saudara Nabi Yusuf.

Awalnya Nabi Yaqub khawatir dan tidak mengizinkan Nabi Yusuf ikut. Tapi akhirnya Nabi Yusuf dibolehkan ikut bermain bersama mereka. Saudara – saudaranya berhasil membawa Nabi Yusuf keluar, lalu mereka pergi tanpa Bunyamin, mereka pun berpura – pura bermain bersama Nabi Yusuf.

Nabi Yusuf percaya pada saudaranya, bahkan ketika diminta membuka baju, Nabi Yusuf menurutinya.

Di sebuah sumur tua yang sudah kering itu, Nabi Yusuf digotong dengan paksa lalu dibuang ke sumur itu. Mereka lalu meninggalkan Nabi Yusuf di sana.

Nabi Yusuf ketakutan dan berteriak meminta tolong tapi saudara – saudaranya semakin berjalan menjauhinya. Ia berusaha memanjat dinding sumur tapi Nabi Yusuf terjatuh kembali. Ia bingung dan takut. Di dalam sumur yang gelap itu ia terus berdoa kepada Allah meminta pertolongan.

Sore hari saudara – saudara Nabi Yusuf pulang ke rumah, mereka berpura – pura menangis dihadapan ayahnya. Saudara – saudaranya sama sekali tidak menyesali perbuatannya. Mereka justru senang karena Nabi Yusuf akhirnya bisa pergi dari rumah ini. Mereka pun mengarang cerita supaya Nabi Yaqub percaya.

“Wahai Ayah kami! Sesungguhnya, kami pergi berlomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, di dekat baju-baju kami, lalu dia dimakan serigala, yaitu saat kami tidak melihatnya karena kami tengah bermain kejar-kejaran. Dan engkau tentu tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami berkata benar,” kata saudara Nabi Yusuf.

Mereka juga membawa baju Nabi Yusuf yang dilumuri oleh darah palsu, supaya Nabi Yaqub percaya pada mereka. Melihat baju itu berlumuran darah Nabi Yaqub sedih sekali kehilangan Nabi Yusuf. Nabi Yaqub merasa sangat sedih, tak henti–hentinya menangis karena sedih Nabi Yusuf telah pergi. Kasih sayang Nabi Yaqub memang sangat besar pada Nabi Yusuf.

Di sumur itu Nabi Yusuf gemetar karena ketakutan. Bagaimana caranya ia bisa keluar dari sana. Sedangkan tak ada seorang pun yang lewat. Nabi Yusuf sangat sedih dan takut. Tak henti-hentinya Nabi Yusuf berdoa memohon perlindungan Allah.

Suatu hari ada seorang yang lewat di sekitar sumur tua itu. Seorang laki – laki yang membawa barang dagangan. Laki – laki itu adalah seorang pedagang dari daerah yang jauh. Ia merasa haus sekali dan berniat untuk minum di sumur itu, Ia meletakkan barang bawaannya di sekitar sumur. Lantas ia mengambil sebuah wadah air yang diikat lalu dilemparkannya ke dalam sumur, berharap ada air di sana.

Ketika pedagang itu hendak mengambil air, terdengar suara rintihan anak laki – laki dari dalam sumur. Pedagang itu kaget, ia melihat sekeliling dan tiada siapapun di sana. Lalu ia mendengar dengan jelas kalau suara anak laki – laki itu berasal dari dalam sumur. Bergegas pedagang itu menyelamatkannya.

Pedagang itu pun lalu membawa Nabi Yusuf ke Mesir. Sampai di Mesir Nabi Yusuf dijual kepada seorang pembesar Mesir. Namun karena wajah Nabi Yusuf yang rupawan dan menarik hati, Nabi Yusuf justru diangkat anak oleh Pembesar Mesir tersebut. Sungguh  Allah memiliki kuasa yang sangat besar. Kemudian Nabi Yusuf pun hidup dengan baik di Mesir.

1 COMMENT