Ashila, Meraih Penghargaan Potensi Prestasi Jago Mengaji di Usia 2 Tahun

0
1151
jagi mengaji

Mendapat anugerah seorang anak yang menjadi penghafal Al Quran dan jago mengaji adalah cita-cita para orangtua muslim. Karena janji Allah SWT kepada para orangtua yang anaknya menghafal Al Quran adalah syafa’at di hari kiamat.

“Siapa yang membaca Al Quran, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari. Kedua orangtuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia.” (HR. Al Hakim)

Inilah yang menjadi motivasi pasangan Ayah-Bunda, Rita Natalia dan Muhammad Haris. Mereka memperkenalkan Al Quran kepada anaknya Ashila sejak usia 6 bulan.

Di usia yang belum genap 3 tahun, Ashila, pemilik nama lengkap Arsyifah Khalilah Arista menjadi pemenang Sahabat Generasi Maju Kategori 1+ 2018 dengan Potensi Prestasi Jago Mengaji yang berhak mendapat beasiswa sebesar 35 Juta. Ashila yang berasal dari Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, menjadi salah satu dari 60 finalis yang telah disaring dari total sebelas ribu peserta.

Dengan prestasi yang membanggakan ini, Bunda Ashila bercerita tentang bagaimana mengajarkan si Kecil untuk mengaji. Awal mulanya kedua orangtuanya selalu membaca Al Quran didekat Ashila dan mengajaknya membaca bersama. Sehingga si Kecil Ashila merasa tertarik dan mempraktikannya sendiri.

Di usia Ashila yang belum genap 2 tahun, ia sudah mulai mengenal huruf-huruf hijaiyah dan sudah mampu menuliskan beberapa huruf tersebut.

Yang menggemaskan, Ashila kecil ini selalu minta wudhu dan mengenakan mukena ketika tiba waktu sholat. Lalu, melakukan gerakan-gerakan sholat dan meminta mushaf Al Quran dan meja untuk belajarnya. Bahkan setiap maghrib, Ashila hampir tidak pernah absen untuk mengaji.

Memang, untuk mengajarkan si Kecil untuk cinta Al Quran tentu tidak mudah. Orangtua Ashila menyadari ini dan tidak pernah memaksanya untuk terus belajar. Karena naluri anak-anak yang ingin terus bermain, Bunda Ashila terkadang menyelingi dengan bermain dan bernyanyi agar Ashila tidak bosan.

Orangtua Ashila tidak pernah bosan untuk menggali potensi Ashila yang selalu tertarik untuk belajar mengaji. Mereka menyadari bahwa anak adalah aset yang paling berharga  dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.

Oleh sebab itu, Ayah dan Bunda Ashila bertekad untuk menanamkan pendidikan agama sejak dini sebagai fondasi agar Ashila tumbuh menjadi anak yang cerdas dan sholehah.

Semoga cerita kedua orangtua dan Ashila menjadi motivasi bagi Ayah – Bunda lainnya untuk terus bangga terhadap Buah Hatinya dan terus menggali potensinya ya.

Mari jadikan anak-anak menjadi generasi yang cerdas dan sholeh dimulai dari lingkungan keluarga sebagi fondasinya.