Bunda, Coba Cara Ini Untuk Cegah Tantrum Anak

0
942
cegah tantrum

7 dari 10 orangtua di Indonesia masih bingung dan stress bagaimana menghadapi anak tantrum. Tantrum merupakan suatu luapan emosi yang meledak-ledak dan tidak terkontrol. Keadaan ini seringkali muncul pada anak usia 15 bulan sampai dengan 6 tahun. Apabila kita salah dalam mengatasinya, maka akan berakibat buruk bagi perkembangan psikologinya.

Pada dasarnya tantrum merupakan suatu perilaku yang masih tergolong normal karena merupakan bagian dari proses perkembangan anak yang bisa dicegah. Lalu bagaimana sebenarnya cara mencegah tantrum pada anak agar tidak mengganggu masa depannya? Nah, berikut akan kita bahas satu per satu.

1. Kenali kebiasaan-kebiasaan anak

Orangtua sebaiknya dapat mengenali kebiasaan-kebiasaan pada anak untuk mengetahui secara pasti pada kondisi seperti apa tantrum akan muncul. Tantrum pada anak biasanya akan muncul saat anak merasa bosan atau saat anak tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Dengan mengenali kebiasaan-kebiasaan pada anak, orangtua diharapkan dapat meminimalisir terjadinya tantrum. Misalnya, pada anak yang seringkali tantrum saat merasa bosan, orang tua dapat melakukan kegiatan-kegiatan fisik yang membuat anak lebih sering bergerak. Pada saat sedang dalam perjalanan jauh menggunakan mobil, saat anak mulai merasa bosan, orangtua dapat mengatur agar selama perjalanan diusahakan untuk sering beristirahat di jalan guna memberikan waktu bagi anak berlari-lari diluar mobil atau sekedar melihat pemandangan di luar.

Selain itu, anak juga seringkali merasa stres sehingga memicu tantrum pada saat mengerjakan tugas sekolah yang cukup sulit. Orangtua dapat mendampingi anak dengan memberikan petunjuk saat anak merasa kesulitan atau dengan membuat anak merasa rileks dengan melakukan permainan walaupun sebentar. Dengan begitu, anak akan merasa bahwa ketika mereka merasa stres, orangtua akan selalu berusaha ada untuk mereka.

2. Perhatikan Pola Asuh yang Diterapkan Pada Anak

Orangtua diharapkan dapat lebih selektif dalam memilih pola asuh yang tepat bagi anak. Psikolog Anna Surti Ariani dalam wawancaranya dengan detikhealth menjelaskan bahwa jika anak berusia di atas 4 tahun tapi masih sering tantrum dan marah-marah tidak terkendali, maka bisa dikatakan bahwa ada kesalahan pada pola asuh orang tuanya.

Pola asuh yang seringkali memicu tantrum pada anak adalah pola asuh yang terlalu memanjakan, terlalu melindungi (over protective) dan terlalu suka melarang anak. Pola asuh tersebut membuat anak akan mudah tantrum saat kemauannya tidak dituruti.

Hal pertama yang dapat dilakukan adalah menyamakan persepsi antara kedua orangtua dalam mengasuh anak. Perbedaan pola asuh yang seringkali terjadi antar kedua orangtua membuat anak akan merasa bingung atau bahkan memihak salah satu yang dirasa lebih sering menuruti keinginannya.

Misalnya, ibu yang memberikan batasan waktu anak dalam bermain gadget, namun saat ibu tidak dirumah, ayah mengijinkan anak bermain gadget tanpa batasan waktu. Maka saat anak memiliki keinginan, anak akan lebih sering meminta ke ayah karena merasa selalu dituruti keinginannya.

Oleh karena itu, kesamaan pola asuh pada orang tua dapat menjadi salah satu faktor pencegahan tantrum pada anak. Anak tidak dapat menjadikan tantrum sebagai senjata untuk selalu mendapatkan keinginannya.

3. Orangtua Sebagai role model untuk Anak

Orangtua berperan penting dalam proses perkembangan anak. Orangtua merupakan sosok role model atau panutan bagi anak-anak. Anak akan meniru apa yang dilakukan orangtuanya baik itu perilaku baik ataupun buruk. Oleh karena itu, orang tua harus menjadi contoh yang baik bagi anak.

Tantrum merupakan ekspresi anak dalam menyalurkan emosinya. Orangtua yang seringkali menyalurkan emosi dengan cara yang tidak tepat, seperti misalnya sering membentak, berkata kasar atau sejenisnya secara tidak langsung akan direkam dan ditiru oleh anak sehingga saat sedang emosi anak juga akan melakukan hal yang sama seperti orangtua.

Oleh sebab itu, orangtua sebaiknya memberikan contoh perilaku yang tepat dalam penyaluran amarah atau pengendalian emosi, bagaimana cara menyelesaikan permasalahan tanpa harus marah atau berperilaku kasar.

Jadi, tantrum pada anak pada dasarnya dapat dicegah dengan peran dari kedua orangtua. Tantrum memang hal yang normal terjadi pada anak-anak, tapi bagaimana strategi orangtua dalam mencegah tantrum dapat terjadi adalah hal yang perlu diperhatikan sehingga perlahan perilaku tantrum akan berkurang dan anak lebih mampu mengendalikan emosinya dengan baik.

Sumber :
Kumpulan artikel Psikologi Anak dan Pendidikan oleh Zainul Muttaqin