Meneladani Keteguhan Hati Abu Bakar Ash-Shidiq

0
1450
abu bakar

Perjalanan Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan fisik dan spiritual Rasulullah SAW dan merupakan salah satu wahyu dari Allah SWT. Karena perjalanan dari Masjidil Haram – Sidratul Muntaha – Masjidil Aqsa, lalu kembali lagu ke Masjidil Haram bukan hal yang mudah untuk dipahami oleh akal manusia.

Dari peristiwa ini, keimanan serta ketaqwaan umat Muhammad SAW diuji. Apakah umat Rasulullah SAW tetap mengimani-nya atau akan bersikap seperti orang-orang kafir Quraisy yang mengingkari kebenaran peristiwa ini dan menganggap bahwa Nabi Muhammad SAW berbohong akan peristiwa tersebut.

Abu Bakar as, menjadi orang yang pertama mengimani bahwa peristiwa yang dialami Rasulullah SAW di malam sebelumnya yang beliau ceritakan adalah benar. Sebuah riwayat dari Al Hakim menceritakan bahwa pada pagi hari setelah Rasulullah SAW mengalami Isra’ Mi’raj, beliau menceritakannya pada sekumpulan orang yang bersamanya. Orang-orang yang mendengar cerita Rasulullah SAW bertanya pada Abu Bakar,

“Apakah kamu mempercayai sahabatmu (Muhammad) yang mengira bahwa ia telah melakukan perjalanan ke Baitul Maqdis tadi malam?”

Seketika, Abu Bakar justru balik bertanya, “Apakah benar Muhammad mengatakan hal tersebut?”

Orang-orang pun menjawab, “Benar!”

Lalu, Abu Bakar berkata dengan yakin, “Sungguh apa yang dikatakannya (Muhammad) itu benar. Dan aku membenarkannya pula, bahkan jika ia mengatakan lebih dari itu.”

Rasulullah SAW memberinya gelar Ash-Shidiq karena ia menjadi orang yang sangat percaya dan selalu membenarkan da’wah Nabi Muhammad SAW. Pemilik nama Abdullah bi Abi Quhafah ini mendapatkan nama Abu Bakar pun dari Rasulullah SAW yang berarti orang yang paling awal masuk Islam.

Tak hanya dalam peristiwa Isra’ Mi’raj, Abu Bakar sangat mempercayai Rasulullah SAW. Keimanan pada Islam serta Ketaqwaannya pada Allah SWT tak perlu diragukan. Karena Abu Bakar selalu setia di sisi Rasulullah SAW bahkan saat-saat terberat dalam da’wah beliau. Tak hanya setia, Abu Bakar terkenal dengan akhlaq-nya yang mulia, diantaranya:

1. Berani

Sepeninggal Rasulullah SAW, Abu Bakar radhiallahu ‘anhu menjadi pemimpin umat Islam. Keberaniannya mengantarkan Islam pada puncak kejayaan di mana kekuasaan Islam saat ini di hampir semua negara di Timur Tengah, Andalusia, Eropa, serta Afrika.

2. Kejujuran dan sikap amanah

Kesetiaan Abu Bakar radhiallahu ‘anhu pada Rasulullah SAW tercermin dalam sikapnya sehari-hari. Abu Bakar selalu mengikuti apa yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Termasuk dalam hal kejujuran dan menjaga amanah.

3. Sabar dan rendah hati

Abu Bakar radhiallahu ‘anhu juga memiliki kesabaran yang tinggi serta rasa rendah hati yang selalu dikedepankan. Beliau tidak pernah memaksakan kehendak beliau, termasuk saat menjadi pemimpin umat Islam. Sikap Abu Bakar pun tidak pernah memperlihatkan ambisi untuk memimpin. Hal ini terlihat dalam isi pidato Abu Bakar saat terpilih menggantikan Rasulullah meneruskan perjuangan da’wah. Beliau berkata, “Sekarang aku terpilih sebagai pemimpin atas kalian, padahal aku bukanlah orang terbaik diantara kalian.”

4. Kuat pendirian dan tegas

Meskipun ia sabar dan rendah hati, namun ia memiliki pendirian yang kokoh dan tegas. Beliau selalu menegaskan bahwa yang benar itu benar dan yang salah tetap salah. Saat memimpin, Abu Bakar meminta masyarakat untuk taat kepadanya, selama ia taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Tapi jika ia melanggar perintah-Nya, mereka tidak wajib taat padanya.

Itulah beberapa akhlak mulia dari sosok Abu Bakar Ash Shidiq yang patut untuk diteladani. Karena akhlak mulia tersebut, Rasulullah SAW pun memberi kabar gembira pada Abu Bakar seperti dalam hadits berikut:

Ketika mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam mengabarkan tentang pintu-pintu surga, Abu Bakar radhiallahu ‘anhu menanggapi, “Wahai Rasulullah, adakah orang yang dipanggil dari semua pintu surga tersebut?”

Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam menjawab, “Ada. Dan aku berharap engkau termasuk dari mereka wahai Abu Bakar.” (HR. Bukhari, No. 3666)