Menyapih Anak dengan Cinta

6
4064

Assalamualaikum mama-bunda pecinta Hafiz dan Hafizah.

Saya ingin berbagi pengalaman tentang menyapih anak dengan cinta, atau yang lebih dikenal dengan istilah WWL (Weaning With Love).

Alhamdulillah saya pejuang ASI mulai usia anak 1,5 bulan (karena ASI sempat tidak keluar, tapi saya terus berusaha hingga bisa menyusui) sampai usia anak genap 2 tahun.

Memasuki usia 20 bulan mulai cari informasi tentang sapih. Dan saya mendapatkan beberapa pilihan dari berbagai artikel online.

  1. Mengolesi puting dengan patrawali (jejamuan dengan rasa yang sangat pahit)
  2. Mengolesi puting dengan lipstik atau betadine (buat saya ini dilewat karena cukup riskan bila tertelan jika anak ngotot minta ASI).
  3. Menutup puting dengan plester dan bilang jika kita sedang sakit/luka.

Sambil mencari2 informasi, setiap hari saat sedang menyusui, saya selalu mengajak anak berbicara dan menjelaskan.

“Nanti kalau sudah tiup lilin (ulang tahun) nggak nenen lagi ya”. Selalu dijawab iya dan anggukan.

Saya fikir ya hanya sebatas respon saja.

Selain itu, saya juga mulai berfikir kapan sebaiknya sapih dilakukan. Lalu orangtua saya berkata “Nanti juga berhenti sendiri”.

Saya hanya tertawa dan berkata “Bagaimana bisa? Mana mungkin tiba-tiba si anak mau berhenti menyusu”.

Pendekatan dan memberi keterangan bahwa dia (anak) sudah cukup besar untuk menyusu terus dilakukan setiap hari.

Hingga tiba di hari ulang tahunnya yg ke 2.

Anak saya sangat antusias untuk membeli kue dan tiup lilin. Tetapi saat semua siap dan lilin sudah menyala, anak saya menangis. Dan saya tidak mengerti kenapa ?

5 hari setelah ulang tahun.

Pagi hari, anak saya masih menyusu seperti biasa. Tapi saat hendak tidur siang, entah kenapa dia bilang ingin nenen tapi menolak untuk disusui.

Hingga akhirnya dia tertidur karna capek menangis. Malam harinya juga terjadi hal yg sama. Saat ditawarin nenen’ dia cm bilang “NO! Jijik. No nenen malu!!.

Saya kira, di hari itu terjadi mogok nyusu.

Tapi, esok harinya pun terjadi hal yg sama. Menolak untuk nenen.

Sampai akhirnya saya berfikir kalau, “yaa masa menyusui telah berhasil”.

Dan lulus dengan indah. Tanpa paksaan.

Jadi perkataan orang tua jangan dianggap sepele. Karena ternyata benar adanya. Nanti juga berhenti sendiri.

Asalkan, jangan terlena dan dibiarkan nanti juga berhenti. Kita tetap harus memberikan penjelasan bahwa dia sudah cukup besar untuk berhenti menyusu.

Alhamdulillah sudah 3 bulan terlewati. Belajarlah untuk menyapih dengan cinta. Bukan dengan trik.?

Itulah pengalaman saya tentang menyapih dengan cinta. Semoga bisa membantu mama-bunda yang sedang mencari informasi tentang menyapih.

SHARE
Previous article7 Cara Menyapih Anak dalam Islam
Next articleBoneka Mengaji Milik Mirza
There's no place warmer than my und shoulders ? @arjunaghanidermawan

6 COMMENTS

  1. Pengalamn anak pertama saya , dg cara penuh cinta sperti diatas,, anak sya di sapih Usia 15bln , Sya terpaksa nyapih krna kondisi hamil lagi.. Setelah usia kndungan masuk 7buln ,, sya kasih tau mas udah mau punya ade, ne2nnya buat dede ya,, Dy lgsung iya tnpa berontak,, Bner2 gmpng bgt tnpa apa2 dan tnpa drama anak nagis2, anak yg ke 2 sya genap ASI 2th nyapih di bantu pke madu pahit dan lagi2 berhasil tanp ada drama nangis2,,