Ajarkan Sosialisasi Pada Anak Pakai Cara Yang Tepat

5
3574

Meski sejak lahirnya, anak sudah siap untuk bersosialisasi, namun kemampuan itu tidak muncul begitu saja. Orang tua tetap memegang peranan penting untuk mengajar anak bagaimana caranya menjalin pertemanan dan komunikasi dengan orang lain. Nah kalau Anda sendiri bingung bagaimana caranya, coba terapkan beberapa cara yang sudah terbukti secara ilmiah berikut ini.

1. Jadilah ‘pelatih emosi’

Pada dasarnya semua manusia itu egois dan memiliki berbagai emosi negatif. Namun dalam pertemanan, emosi semacam ini tentunya harus dikontrol. Salah satu caranya adalah ajak si kecil bicara soal apa yang ia rasakan lalu berikan solusinya. Buat ia tahu bahwa Anda memahami perasaannya.

2. Jadilah orang tua yang hangat dan tak terlalu mengontrol

Dengan kata lain, hindari sikap otoriter! Sikap demikian tak hanya dingin, kaku, suka mengontrol (biasanya melalui hukuman), dan ini bisa membuat anak kurang paham soal konsep benar dan salah. Hasil penelitian mendapati kalau anak yang sering dihukum cenderung suka bermusuhan dan agresif.

Lantas apakah itu artinya harus selalu berkata “ya” pada anak? Tentu tidak. Orang tua masih tetap pemegang otoritas dalam keluarga. Hanya saja kalau itu dilakukan dengan kasih, kehangatan, dan diskusi terbuka (memberi kesempatan si kecil untuk berpendapat), maka hasilnya akan beda.

3. Ajarkan anak menjadi orang yang sopan

Kalau ingin anak disukai teman-temannya, tentunya ia harus tahu yang namanya sopan santun bukan? Nah untuk ini ia perlu belajar banyak dari orangtuanya, misalnya dengan menatap mata saat bicara, memberi kesempatan orang lain untuk bicara, tidak memotong pembicaraan orang lain, tidak berat mengucapkan 4 kata ajaib “maaf – tolong – permisi – terima kasih”, dan lain sebagainya.

4. Untuk anak yang kesulitan bergaul, hindari permainan kompetitif atau situasi yang bisa memicu konflik

Beberapa hasil studi menunjukkan kalau anak lebih mudah bersosialisasi kalau dilibatkan dalam aktivitas yang menuntut kerjasama, bukannya persaingan atau perlombaan.

5. Kembangkan empati dan simpati pada orang lain

Ada banyak cara untuk melakukannya, misalnya minta anak menghibur saudara atau temannya yang sedang sedih, dan lain sebagainya.

6. Bantu si anak belajar soal ekspresi wajah

Kalau anak mengerti ekspresi wajah, maka ia bisa tahu apa yang harus dilakukan saat menghadapi mimik tertentu dari orang lain atau teman sebayanya.

7. Latih anak saat menghadapi situasi tertentu

Karena ada banyak kondisi yang mungkin terjadi di luar sana, Anda dapat mengajarkannya secara bertahap. Contoh hal yang bisa diajarkan pada si kecil adalah: “sebelum menghampiri temanmu, amati dulu apa yang sedang ia lakukan. Dan pikirkan bagaimana kamu bisa terlibat di dalamnya. Kalau ia sedang main jual-beli misalnya, tanyakan apakah kamu bisa jadi pembelinya. Hindari sikap mengganggu, mengatur, mengkritik, atau keinginan untuk mengubah permainan. Dan bila ia menolak kamu untuk bergabung, jangan memaksanya. Carilah aktivitas lainnya.”

8. Amati pergaulannya

Yang dimaksud di sini bukanlah mencampuri bagaimana anak harus bergaul, melainkan dimana dan siapa saja teman mainnya. Jangan sampai ia bergaul dengan teman yang salah karena bagaimanapun juga pergaulan buruk merusak kebiasaan baik.

9. Saatnya mundur

Anak yang masih kecil memang harus diawasi, namun seiring bertambahnya usia, orang tua harus ‘lepas tangan’. Biarkan ia mengembangkan kemampuan sosialnya sendiri. Pastikan anak tahu kalau ia bisa minta saran Anda bila tak tahu harus berbuat apa. Dengan catatan khusus, aturan ini tidak berlaku untuk kasus bullying.

10. Jelaskan mengenai perbedaan budaya

Hasil studi terhadap 6 budaya dari berbagai negara menyebutkan kalau anak-anak di Kenya, Meksiko, dan Filipina cenderung lebih banyak berbuat baik pada sesamanya ketimbang anak di Jepang, India, atau Amerika Serikat. Meski ada perbedaan budaya semacam ini, namun semuanya sepakat kalau tak ada yang mau berteman dengan anak yang egois, pembohong, lekas marah, suka mengganggu, atau mendominasi. Jadi beritahukan buah hati untuk tidak bersikap demikian.

https://www.parentingscience.com/kids-make-friends.html

5 COMMENTS