Ini Lho Tips Ampuh Menaklukkan Anak Tantrum

0
846
anak tantrum

Mungkin para Bunda pernah mengalami atau melihat anak tiba-tiba marah-marah, menjerit atau bahkan menyakiti dirinya sendiri seperti memukul kepala atau berguling-guling di tempat umum?

Saya tahu itu adalah situasi yang cukup sulit dan tak jarang membuat para bunda stres dan kebingungan bagaimana cara mengatasinya. Salah-salah kita mengatasinya maka akan berakibat buruk bagi perkembangan psikologinya. Hal semacam itu biasa disebut tantrum pada anak.

Tantrum pada anak merupakan suatu luapan emosi yang meledak-ledak dan tidak terkontrol, seringkali muncul pada anak usia 15 bulan sampai dengan 6 tahun. Salah satu psikolog dari RSUP Sardjito Yogyakarta membagikan pengalaman salah satu keluhan orang tua terkait tantrum pada anak.

Seorang ibu paruh baya mengeluhkan perilaku anak bungsunya yang sering marah-marah saat tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Si anak akan mengamuk, berteriak, menangis dengan suara yang melengking, berguling-guling bahkan memukul dirinya sendiri. Tidak peduli waktu dan tempat, setiap kali keinginannya tidak terpenuhi maka si anak akan menunjukkan perilaku yang sama berulang kali.

Pernah suatu ketika saat di pusat perbelanjaan, si anak meminta untuk dibelikan es krim, namun dilarang karena anak sedang batuk dan pilek. Perilaku tantrum si anak pun kemudian muncul kembali sehingga membuat sang ibu mengalah dan membelikan es krim supaya diam dan tidak menjadi pusat perhatian orang sekitar. Namun, bukannya berkurang atau bahkan berhenti, perilaku tersebut semakin menjadi bahkan frekuensinya munculnya semakin meningkat.

Itulah uniknya, dengan mengalah dan menuruti keinginan sang anak, muncul pemikiran bahwa dengan memunculkan perilaku seperti itu akan membuat keinginannya selalu terpenuhi.

Lalu apa sebenarnya penyebab tantrum pada anak?

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan tantrum, diantaranya adalah:

  1. Terhalangnya keinginan anak dalam mendapatkan sesuatu
  2. Ketidakmampuan anak mengungkapkan diri
  3. Tidak terpenuhinya kebutuhan
  4. Pola asuh orang tua
  5. Anak merasa lapar, lelah atau dalam keadaan sakit
  6. Anak sedang stres atau merasa tidak aman
  7. Anak gagal melakukan sesuatu
  8. Jika anak menginginkan sesuatu selalu ditolak atau dimarahi
  9. Mencontoh tindakan penyaluran amarah dari ayah atau ibunya.
Bagaimana mengatasi jika tantrum sudah terjadi?

Apabila tantrum sudah terjadi, maka langkah pertama yang harus moms lakukan adalah memastikan segala sesuatu aman terkendali. Jika tantrum terjadi di tempat umum, moms harus segera bawa dan pindahkan anak ke tempat yang lebih aman untuk menyalurkan amarahnya. Selama tantrum, jauhkan anak dari benda-benda baik benda-benda yang membahayakan dirinya maupun orang-orang disekitarnya.

Kemudian kedua, Bunda dan orang-orang di sekitar harus tetap tenang, usahakan untuk dapat menjaga emosinya sendiri agar dapat tetap tenang, jangan sampai terpancing untuk marah apalagi memukul anak.

Ketiga, usahakan jangan membujuk-bujuk anak selama tantrum, tidak memberikan nasihat atau argumen-argumen agar tantrum anak dapat berhenti, toh si anak juga tidak akan mampu mencerna dengan baik dalam keadaan emosi. Tantrum justru akan lebih cepat berakhir jika orang tua tidak berusaha untuk menghentikannya.

Kelima, jika perilaku tantrum terus bertambah, dekati anak dan berikan pelukan untuk membuatnya merasa aman. Namun jika tidak memungkinkan, cukup dekati anak tanpa perlu mengatakan hal apapun. Hal ini hanya untuk memastikan bahwa si anak akan tetap merasa aman dan mengetahui bahwa orangtuanya akan tetap ada.

Keenam, jika memang harus memberikan pendapat atau argumen pada anak, berikan secara tegas tetapi lembut, tidak dengan nada membentak. Apalagi sampai mengucapkan kata-kata yang tidak pantas. Pastikan bahwa anak mengetahui maksudnya, dan tetap yang terpenting adalah atur emosi ya Bun, jangan sampai ikut terpancing.

Ketujuh, ketika tantrum telah berlalu, Bunda dan para orangtua diharapkan tetap konsisten dengan tidak memberikan apapun baik berupa hukuman, sindiran atau malah hadiah. Namun, berikan rasa aman kepada anak dengan mengajaknya bermain, membaca buku atau melakukan hal-hal menyenangkan lainnya.

Pelan-pelan, mulai ajari anak untuk dapat berlatih menguasai dan mengendalikan emosinya, misalnya dengan permainan, anak belajar menerima kekalahan dan tidak sombong saat memperoleh kemenangan.

Banyak ahli perkembangan anak menilai bahwa tantrum merupakan suatu perilaku yang masih tergolong normal karena merupakan bagian dari proses perkembangan yang bisa dicegah dan pasti akan berakhir dengan adanya peran penting dari orang tua untuk membimbing anak dalam mengatur dan mengendalikan emosinya.

Beberapa saran diatas mungkin dapat berguna dalam menghadapi anak di saat tantrum. Selamat membaca, semoga bermanfaat.

Sumber :
Kumpulan artikel Psikologi Anak dan Pendidikan oleh Zainul Muttaqin.
https://sardjito.co.id/2019/03/06/tantrum-pada-anak/