Surah Al-Alaq Wahyu Pertama Rasulullah di Bulan Ramadhan

7
5990

Memasuki usia ke 40 tahun, Rasulullah seringkali pergi dari Mekkah ke Jabal Nur. Beliau mendaki setinggi 634 meter untuk mencapai Gua Hira. Rasulullah SAW memanfaatkan momentum tersebut untuk menyendiri dan introspeksi diri sembari membawa bekal secukupnya dari rumah seperti air dan roti gandum.

Dengan menyendiri, Rasulullah memikirkan banyak hal, salah satunya bagaimana cara menaklukkan masyarakat Mekkah yang masih terus menyembah berhala. Kebiasaan ini beliau lakukan ketika bulan Ramadhan tiba terutama tiga tahun belakangan ini. Meskipun Gua Hira tersebut berukuran kecil namun Rasulullah menemukan kenyamanan di dalamnya dan juga melakukan shalat seperti tahajjud  untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Turunnya Surah Al Alaq

Pada suatu malam yang tak terduga, datanglah malaikat Jibril untuk memberikannya wahyu. Kehadiran Jibril membuat Nabi merasa sangat terkejut. Kemudian terjadilah dialog diantara keduanya,“Bacalah,” tutur Jibril kepada Muhammad, namun Rasulullah menjawab tidak bisa. Malaikat Jibril terus mengulang dan mendesaknya dengan pertanyaan yang sama tetapi jawaban Nabi tetap sama,  Nabi tidak bisa membacanya. Jibril sampai menanyakan hal tersebut sebanyak tiga kali.

Saat itu Beliau merasakan amat sangat ketakutan dan tubuhnya menggigil. Ditengah perasaan tak menentu itu, turunlah surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5 yang artinya, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling Pemurah, Yang mengajar manusia dengan pena, Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya.”

Sesampainya di rumah, tubuh Nabi Muhammad SAW masih dalam keadaan menggigil.  Beliau meminta pertolongan dari istri tercintanya, Siti Khadijah untuk memberikannya selimut dan mendampinginya. Dengan tubuh gemetaran, Rasulullah mengisahkan pertemuannya dengan malaikat Jibril. Siti Khadijah mendengarkan dengan seksama dan mencoba menenangkan suaminya.

Al Quran turun secara berangsur-angsur

Peristiwa turunnya surah Al Alaq yang terjadi di bulan Ramadhan ini merupakan pertanda awal dari masa kenabian Muhammad SAW. Sekaligus menjadi awal turunnya ayat-ayat suci Al-Quran di muka bumi.

Selanjutnya Nabi Muhammad mulai terbiasa menerima kehadiran ayat-ayat dari Allah melalui perantaranya. Demi menjaga kemurniannya, Al-Quran turun berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan dan 22 hari ini. Malaikat Jibril rutin mengunjungi Rasulullah untuk mengulang kembali ayat-ayat tersebut agar tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan dalam pembacaan nya. Selain itu agar Al-Quran lebih mudah dipahami Rasulullah juga mengajak para sahabat-sahabatnya untuk turut menghafalkannya.

Jika saat pertama menerima pesan dari surga tersebut Rasulullah dengan perasaan sangat terkejut dan kaget. Ketika menerima wahyu terakhir beliau mendapatkannya ketika sedang menunaikan ibadah haji di padang Arafah. Surat yang terakhir diturunkan Allah SWTadalah Al- Maidah ayat ketiga yang berbunyi,”Pada hari ini telah ku-sempurnakan untukmu agamamu dan telah kucukupkan nikmatku kepadamu, serta kuridhai bagimu Islam sebagai agamamu.”

Semua surat tersebut bermula dari turunnya Surat Al-Alaq. Semoga setiap langkah kita selalu sejalan dengan Al-Quran karena ayat- ayat suci tersebut turun sebagai pedoman supaya kita semakin beriman kepada Allah SWT.

7 COMMENTS

  1. Alhamdulillah,trimakasih sahabat hafiz,artikelnya sangat bermanfaat mengingatkan kita pada Kisah Rasulullah SAW ketika mendapatkan wahyu yang sampai sekarang digunakan sebagai pedoman hidup yaitu AlQur’an😗