Lupus: Penyakit Yang Menyerang Selena Gomez Hingga Cangkok Ginjal, Rentan Menyerang Perempuan Indonesia

3
4731

Baru-baru ini Selena Gomez, menjalani cangkok (transplantasi) ginjal karena penyakit Lupus yang dideritanya. Sejak 2015 penyanyi berusia 25 tahun ini didiagnosis menderita Lupus. Dia telah menjalani berbagai macam pengobatan hingga akhirnya beberapa waktu yang lalu ia harus melakukan pencangkokan ginjal.

Lalu apa itu penyakit Lupus dan kenapa bisa Selena Gomez harus menerima donor ginjal akibat penyakit ini?

Lupus, menurut dr. Rahmat Gunadi dari Fakultas Kedokteran Unpad memaparkan bahwa penyakit ini merupakan penyakit sistem imunitas (autoimun). Di mana normalnya, sistem imun akan melawan virus, bakteri, atau zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Namun pada penderita Lupus, sistem imun justru menganggap jaringan dan organ dalam tubuh sebagai benda asing dan menyerangnya.

Sistem imun ini dapat menyerang jaringan kulit, otot, tulang, ginjal, sistem syaraf, paru-paru, hati, jantung, mata, otak, dan sebagainya. Dalam kurun waktu tertentu, organ yang diserang akan rusak dan pasien Lupus pun akan memerlukan organ pengganti.

Lupus rentan menyerang perempuan dan ras tertentu

Lupus sering disebut sebagai penyakit seribu wajah karena gejala awal yang ditunjukkan seperti gejala penyakit lain. Misal, ketika sistem imun menyerang ginjal, tentu gejala-gejala yang ditunjukan terkait dengan penyakit gagal ginjal seperti adanya kandungan protein dalam air kencing.

Terkadang, dokter akan mendiagnosis bahwa ini adalah penderita gagal ginjal. Jika ditandai dengan gejala-gejala lain yang mengarah ke penyakit Lupus, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih mendalam. Karena jika tidak ditangani sesegera mungkin, penyakit Lupus dapat menimbulkan berbagai komplikasi penyakit dan infeksi serius.

Belum ditemukan obat khusus untuk penyakit Lupus. Pengobatan penyakit Lupus biasanya diarahkan untuk mengurangi tingkat gejala serta mencegah kerusakan pada organ tubuh yang diserang. Namun, penderita penyakit ini cukup banyak. Menurut Yayasan Lupus Indonesia (YLI), jumlah penderita lupus di Indonesia pada 2012 mencapai 12.700 jiwa. Kemudia pada 2013 jumlahnya meningkat menjadi 2013. Penyakit ini kebanyakan menyerang perempuan pada usia produktif (15 – 50 tahun). Penyakit ini juga lebih banyak menyerang ras tertentu seperti Asia dan Afrika.

Tipe-tipe penyakit Lupus

Ada 3 tipe penyakit Lupus, antara lain:

1. Lupus eritematosus sistemik (systemic lupus erythematosus/SLE)

Jenis Lupus ini yang paling sering ditemukan pada penderita Lupus pada umumnya. Gejala umum yang sering dijumpai antara lain:

  • kulit yang mudah gosong akibat sinar matahari serta timbulnya gangguan pencernaan
  • penderita sering merasa lemah, kelelahan yang berlebihan, demam serta pegal-pegal
  • muncul ruam merah pada kulit yang biasanya membentang di kedua pipi mirip seperti sayap kupu-kupu (butterfly rash)
  • Anemia, karena sel darah merah diserang oleh sistem imun tubuh
  • rambut sering rontok

    2. Lupus eritematosus diskoid (discoid lupus erythematosus/DLE)

Ini merupakan jenis Lupus yang menyerang kulit. DLE biasanya dapat dikendalikan dengan menghindari paparan sinar matahari langsung dan obat-obatan. Gejala DLE antara lain:

  • rambut rontok
  • pitak permanen
  • ruam merah dan bulat seperti sisik pada kulit yang terkadang akan menebal dan menjadi bekas luka

    3. Drug Induced Lupus Erythematosus (DILE)

Lupus jenis ini jarang sekali ditemukan. Ini merupakan gangguan autoimun yang disebabkan oleh reaksi tubuh terhadap obat-obatan tertentu yang diresepkan untuk mengobati jantung, masalah tiroid, tekanan darah tinggi, dan gangguan neuropsikiatri. Beberapa obat yang banyak dikaitkan dengan kondisi Lupus seperti ini antara lain hydralazine, procainamide, quinidine, isoniazid, diltiazem, dan minocycline. Gejala DILE antara lain:

  • demam
  • rasa tidak nyaman
  • kehilangan nafsu makan
  • nyeri snedi
  • pembengkakan gabungan
  • penglihatan kabur
  • ruam kulit yang memburuk terhadap paparan sinar matahari
Lupus menyerang ibu hamil atau anak-anak

Meskipun kebanyakan Lupus menyerang usia produktif, tapi tidak menutup kemungkinan penyakit ini menyerang anak-anak atau bayi. Anak yang menderita Lupus biasanya tidak terlihat sakit, tetapi mereka akan mudah terjatuh, lemah, mual, muntah, diare berkepanjangan, rambut rontok, sensitif terhadap matahari, kelenjar bengkak, luka pada mulut, ruam merah, dan sebagainya.

Penyebab anak atau bayi terserang Lupus bisa karena faktor internal ataupun eksternal. Faktor internal bisa karena faktor genetik atau keturuanan yang menyebabkan anomali pada kekebalan tubuh yang dimiliki bayi dari dia lahir. Sedangkan faktor eksternal bisa disebabkan oleh faktor lingkungan seperti paparan sinar ultraviolet. Penggunaan antibiotik dan obat-obatan yang berbahan sulfa juga menjadi faktor eksternal penyebab Lupus pada bayi dan anak.

Sedangkan pada ibu hamil, penyakit Lupus dapat menyebabkan keguguran atau komplikasi kehamilan lainnya. Namun, dengan perawatan ekstra dan konsultasi dengan dokter secara berkala, ibu hamil penderita Lupus dapat melalui masa kehamilannya dengan stabil dan aman.

3 COMMENTS

  1. Lupus, jadi ingat sinetron atau film Indonesia. Tak seindah namanya rupanya jika lupus itu penyakit. Semoga para wanita terhindar dari penyakit lupus ini. Semoga para wanita dapat mencegah sedini mungkin penyakit lupus. Mencegah lebih baik daripada mengobati.